Jumat, 25 Januari 2013

Penyakit Asam Lambung


Penyakit asam lambung adalah penyakit karena naiknya produksi asam lambung di saluran pencernaan tepatnya di lambung. Penyebab asam lambung kambuh adalah asupan makanan yang kurang baik. Asupan makanan yang kurang baik merupakan makanan yang kadar keasamannya tinggi dan dapat memicu meningkatnya produksi asam lambung diperut. Penyakit asam lambung ini biasa kita kenal dengan sebutan maag.
Penyebab asam lambung kambuh juga bisa dikarenakan pola makan yang tidak teratur.Hormon stres juga dapat memicu penyakit ini kambuh. Gejala yang dirasakan penderita ketika asam lambung kambuh adalah nyeri pada bagian ulu hati ini artinya produksi asam lambung sedang meningkat.


Jika asam lambung naik biasanya sebagian orang langsung mengonsumsi obat yang tergolong antasida atau penghambat sekresi asam lambung. Sebenarnya obat tersebut hanya meredakan maag atau asam lambung untuk sementara. Penyakit maag ini bisa kambuh kembali secara tiba-tiba dan mungkin akan lebih parah dari sebelumnya. Hal yang harus diperhatikan adalah mengenali penyebab asam lambung kambuh misalnya mungkin dari faktor pola makan Anda yang tidak teratur sesuai dengan pola makan sehat, atau juga karena telat makan.
Berhati-hatilah dalam memilih obat asam lambung, karena jika salah hal ini akan meningkatkan pertumbuhan bakteri dan justru akan menimbulkan penyakit lain karena efek samping yang bervariasi dan berbahaya juga.
Selain mengonsumsi obat maag yang benar, mengatur pola makan sehat juga perlu dilakukan untuk mencegah penyebab asam lambung kambuh. Beberapa hal dibawah ini adalah tips untuk mencegah asam lambung kambuh :
  1. Makan teratur
  2. Mengunyah makanan sebanyak 32 kali agar makanan lebih lembut ketika masuk lambung
  3. Menghindari makanan penyebab maag
  4. Mengonsumsi susu kedelai
  5. Menghindari stres
  6. Menghindari rokok

Senin, 14 Januari 2013

Memperkirakan pH Suatu Larutan dengan beberapa indikator



A. Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan penerapannya

B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan teori – teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

C. Teori
Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indicator kertas lakmus. Namun, apabila ingin mengetahui berapa pH suatu larutan diperlukan indicator universal atau pH meter. Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan beberapa indicator yang telah diketahui trayek pH nya seperti pada tabel .trayek pH dan perubahan warna beberapa larutan indicator.

No.
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1.
Metil Jingga
Merah – Kuning
2,9 – 4,0
2.
Metil Merah
Merah – Kuning
4,2 – 6,3
3.
Bromtimol Biru
Kuning – Biru
6,0 – 7,6
4.
Fenolftalein
Tak berwarna – Merah
8,3 – 10,0
5.
Lakmus
Merah – biru
5,5 – 8,0


Indikator asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa. Melalui perbedaan warna tersebut akhirnya dapat diperkirakan kisaran pH suatu larutan. Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari 2 warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.

D.Tujuan                  : Memperkirakan pH beberapa larutan dengan menggunakan kertas lakmus dan beberapa  larutan indicator asam basa

Alat dan Bahan :
  1. Tabung Reaksi
  2. Pipet Tetes
  3. Rak Tabung
  4. Larutan A, B, C
  5. Air sumur
  6. Air sungai
  7. Air Cucian Beras
  8. Air Sabun
  9. Air Kelapa
  10. Air Teh
  11. Larutan Indikator Asam Basa : MM, MJ, BTB dan PP
Cara Kerja           :
1.       Larutan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak ¼ tabung.
2.       Larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan biru, catat perubahan warna yang terjadi.
3.       Larutan A dimasukkan ke dalam  empat buah tabung sebanyak ¼ tabung.
4.       Diteteskan larutan indicator ( metil merah pada tabung 1, metil jingga pada tabung 2, bromo timol biru pada tabung 3, dan fenol flatein pada tabung 4 ) dengan menggunakan  pipet tetes.
5.       Diamati perubahan warna yang terjadi.
6.       Hal yang sama ( langkah 3-5 ) dilakukan pada larutan yang lain.

Hasil Pengamatan           :
  1. Pengujian dengan kertas lakmus
No.
Larutan
Perubahan Warna Lakmus
Perkiraan pH
Merah
Biru
1.
A
Biru
Biru
Basa
2.
B
Biru
Biru
Basa
3.
C
Merah
Merah
Asam
4.
Air Sumur
Merah
Merah
Asam
5.
Air Sungai
Merah
Biru
Netral
6.
Air Sabun
Biru
Biru
Basa
7.
Air Teh
Merah
Merah
Asam
8.
Air Cucian Beras
Merah
Merah
Asam
9.
Air Kelapa
Merah
Merah
Asam

2. Pengujian dengan larutan indikator
No.
Larutan
Perubahan Warna
Perkiraan pH
MM
MJ
BTB
PP
1.
A
 Kuning
 Orange
Biru tua 
 Ungu
Basa
2.
B
 Orange
 Orange
 Hijau
 Bening
Basa
3.
C
 Merah muda
 Merah
 Jingga
 Putih
Asam
4.
Air Sumur
 Kuning
 Jingga
 Hijau
 Bening
Asam
5.
Air Sungai
 Merah
 Jingga
 Hijau
 Putih
Netral
6.
Air Sabun
 Merah
 Jingga
 Biru
 Ungu
Basa
7.
Air Teh
 Merah
 Jingga
 Hijau
 Putih
Asam
8.
Air Cucian Beras
 Merah
 Jingga
 Kuning
 Putih
Asam
9.
Air Kelapa
 Merah
 Jingga
 Kuning
 Putih
Asam


H. Pembahasan
1. Sebutkan larutan apa saja yang bersifat asam, basa dan netral!
Jawab :
Asam (Larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa)
Basa (Larutan A dan Air Sabun)
Netral (Larutan B, Air Sungai dan Air Teh)

2. Bagaimanakah nilai pH untuk larutan yang bersifat asam, basa dan netral?
Jawab :
pH asam adalah antara 1 (kuat) – 6 (lemah)
pH basa adalah antara 8 (lemah) – 14 (kuat)
pH netral adalah 7

I. Kesimpulan : Setelah melakukan bermacam-macam percobaan menggunakan kertas lakmus berwarna merah dan biru, serta menggunakan larutan-larutan diatas dan dapat diketahui bahwa larutan C, Air Sumur, Air Cucian Beras dan Air Kelapa memiliki pH dibawah 7 yaitu adalah bersifat asam. Untuk larutan A dan Air Sabun memiliki pH diatas 7 yang berart bersifat basa, sedangkan larutan B, Air Sungai dan Air Teh bersifat netral karena memiliki pH 7.
Tetapi saat dilakukan percobaan menggunakan larutan indicator (MM. MJ, BTB, PP) ada beberapa larutan yang hasilnya berbeda seperti larutan B, Air sungai dan Air Teh yang menunjukkan pH dibawah 7 yaitu 4,0 untuk larutan B dan 6,3 untuk Air Sungai dan juga Air Teh.

Nama Kelompok:
  1. Nurin Shabrina
  2. Reysmia R.F
  3. Salsabilla Intan
  4. Tiana Handayani

  • XI IPA 1




Sabtu, 12 Januari 2013

Jangan Membentak Anak

Terkadang orang tua menganggap bentuk "bentakan" menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan semua masalah pada anak tersebut, padahal itu sama sekali tidak! anak hanya terdiam saat di bentak, seakan-akan dia mengerti dan memahami, padahal anak tersebut tertekan, sebenarnya tindakan untuk membentak anak, adalah hal yang sangat tidak baik, karna sangat berdampak negatif pada pola pikiran anak tersebut. orang tua sebaiknya lebih peka terhadap anaknya, agar anak itu tidak melakukan kesalahan, bimbinganlah yang sangat berpengaruh besar, bukan dengan cara memarahinya dan membentaknya. ini adalah dampak seorang anak:


1. Minder
Bila anak selalu dibentak , dicela dan tak pernah menerima perhatian posistif ,saat ia melakukan kebaikan , maka ia dapat tumbuh menjadi tidak percaya diri atau minder. Akan tertanam dalam jiwanya bahwa ia hanyalah anak yang selalu melakukan kesalahan, tidak pernah berbuat kebaikan atau menyenangkan orang lain. Akibatnya ia sering ragu-ragu atau tidak percaya diri untuk melakukan atau mencoba sesuatu , karena takut salah. Misalnya anak jadi tidak pede untuk mengaji . Gara-garanya orang tuanya sering membentaknya jika bacaannya salah.
2. Cuek/ tidak peduli
Anak yang selalu dibentak juga bisa berkembang menjadi anak yang cuek dan tidak peduli. Akibat terlalu sering menerima bentakan, ia malah jadi anak apatis, tidak peduli. Ia pun makin sering mengabaikan nasihat orang tuanya. Mungkin saat dibentak atau dimarahi ia terlihat diam dan mendengarkan, tapi sesungguhnya kata-kata orang tuanya hanya dianggap angin. Masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri.
3. Tertutup
Orang tua yang temperamental dan suka membentak, tentu akan menakutkan anak. Anak jadi takut pada orang tuanya sendiri, sehingga ia menjadi pribadi tertutup. Dia tak pernah berbagi cerita dengan orang tuanya. Buat apa berbagi kalau ujung-ujungnya ia disalahkan. Dengan demikian komunikasi orang tua dan anak terhambat. Hal ini berbahaya jika anak menghapai masalah besar namun menyimpannya sendiri, karena jiwanya tertekan
4. Pemberontak/ penentang
Anak yang bersikap menentang bisa digolongkan dalam 3 (tiga) tipe:
 tipe penentang aktif.
  • Mereka jadi anak yang keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saja kehendak orang tuanya. Mereka marah karena merasa tidak dihargai oleh orang tua. Untuk melawan jelas tidak bisa karena masih amat kecil. Maka ia pun berusaha menyakiti orang tua. Ia akan senang jika orang tuanya jengkel karena ulahnya. Semakin tambah emosi orang tua, semakin senang anaknya.

- tipe penentang dengan cara halus.
  • Anak-anak ini jika diperintah memilih sikap diam, tapi juga tidak memenuhi perintah. Contohnya Chiko. Saat disuruh mandi oleh mamanya, tidak mau beranjak dari tempatnya main. Saat ditinggalkan sendiri di kamar mandi, ia tak segera mandi malah main air,
tipe selalu terlambat.
Anak seperti ini baru bergerak mengerjakan perintah orang tuanya setelah terlebih dahulu melihat orang tuanya jengkel, marah, mengomel, membentak kemalasannya. Misalnya Chiko tidak mau tidur meskipun sudah larut malam. Ia baru pergi tidur, saat mamanya membentak dengan mata melotot.
5. Pemarah, temperamental, suka membentak
Orang tua adalah model bagi anak. Anak sering meniru sikap orang tuanya. Bila orang tua suka marah atau main bentak, karena sebab sepele, maka anakpun bisa berbuat sama. Jangan heran bila anak diperlakukan demikian, maka ia pun bisa berbuat sama , membentak adiknya atau temannya.
Bagaimana menumbuhkan kepatuhan pada anak ?
Setelah jelas bentakan tidak efektif menumbuhkan kepatuhan, bahkan berpengaruh negatif pada perkembangan jiwa anak, lalu bagaimanakah cara yang baik untuk menumbuhkan kepatuhan ?
1. Beri penjelasan pada anak.
Jelaskan dengan bahasa yang dimengerti. Mengapa suatu hal diperintahkan sedangkan yang lain dilarang. Jangan berbohong.
2. Perintahlan kebatas kemampuannya.
Perintah di luar kemampuannya justru bisa menyebabkan anak mengalami krisis syaraf (neurotic) dan buruk perangainya. Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak, diperlukan pengetahuan sendiri. Sebaiknya orang tua memahaminya.
3. Tidak berdusta, tidak menakuti
Kadang orang tua mengatakan akan membelikan ini itu jika anak mematuhi perintahnya,,,,, tapi ternyata setelah anak patuh, orang tua ingkar janji. Orang tua berdusta, bisa jadi anak tak akan percaya lagi pada orang tuanya. Kedustaan seperti ini harus dihindari.
Selain itu orang tua juga sering menakuti anak dengan sesuatu yang seharusnya berguna untuknya , tujuannya supaya anak patuh. Misalnya menakuti anak bila tidak patuh akan dibawa ke dokter untuk disuntik. Ketakutan anak ini bisa terbawa sampai dewasa.
4. Jangan bertentangan dengan naluri anak
naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan pekerjaan tertentu tanpa perlu berlatih. Jangan melarang anak bermain, membongkar atau memasang sesuatu. Jangan pula melanggar kebiasaan anak jika tak ingin mereka menggunakan jeritan sebagai senjatanya.
Lebih baik diatur sedemikian rupa sehingga anak bisa mengatur dirinya sendiri.
Misalnya,
“TPA nanti setelah ba’da asyar, sekarang sudah setengan tiga lo. Kakak sudah ya mainnya. Dilanjutin besok lagi. Sekarang mandi dulu, kan sudah mau adzan.
Kata-kata ini tidak melarang anak bermain, juga tidak melanggar kebiasaan anak main siang hari. Pemberian masa terbatas ini dimaksudkan agar anak bisa mengatur jadwalnya sendiri dan selain itu mereka merasa dianggap mampu oleh orang tuanya untuk mengatur diri sendiri tanpa harus didikte begini dan begitu.